Jakarta, IDN Times – Pemerintah Indonesia menargetkan produksi beras untuk tahun 2025 mencapai angka 32,8 juta ton. Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, yang akrab disapa Zulhas, mengekspresikan optimisme terkait pencapaian target ini.
“Kami memperkirakan produksi beras tahun ini dapat mencapai 32,8 juta ton. Semoga bisa lebih, mengingat situasi saat ini cukup baik, harga beras stabil, dan musim yang mendukung,” terang Zulhas dalam konferensi pers yang digelar di Graha Mandiri, Jakarta, pada Senin (6/1/2025).
Simak Juga: HPP Gabah Naik Mulai 15 Januari, Apakah Harga Beras Juga Ikut Naik?
1. Target Meningkat 8 Persen Dibandingkan Produksi Beras 2024
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), total produksi beras pada tahun 2024 diperkirakan mencapai 30,34 juta ton. Dengan demikian, target produksi untuk tahun 2025 menunjukkan peningkatan sebesar 8,1 persen dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya.
Sementara itu, produksi beras tahun 2024 mengalami penurunan sebesar 2,44 persen dibandingkan tahun 2023, yang tercatat mencapai 31,1 juta ton.
Penyebab utama penurunan ini adalah produksi padi yang hanya mencapai 52,6 juta ton, yang merupakan penurunan sebesar 2,56 persen dari tahun sebelumnya.
2. Perpanjangan Bantuan Pangan Beras oleh Pemerintah
Pemerintah tahun ini telah menyalurkan bantuan pangan untuk 16 juta keluarga penerima manfaat (KPM) yang akan berlangsung selama dua bulan, yaitu Januari dan Februari 2025.
Rencana penyaluran bantuan ini akan diperpanjang selama empat bulan tambahan, sehingga total menjadi enam bulan. Namun, keputusan mengenai kapan penyaluran bantuan pangan beras akan dilakukan setelah periode Januari-Februari 2025 masih dalam tahap pembahasan.
“Keputusan untuk empat bulan ke depan masih menunggu hasil dari rapat terbatas,” jelas Zulhas.
Simak Juga: Pemerintah Tidak Akan Mengimpor Beras, Gula, Jagung, dan Garam pada 2025
3. Penghentian Penyaluran Bantuan Saat Panen Raya
Kuota beras untuk bantuan pangan ditetapkan sebanyak 160 ribu ton per bulan, di mana setiap KPM akan menerima 10 kilogram (kg) beras per bulan. “Dalam rapat terbatas sudah disepakati, bantuan pangan akan mencapai 160 ribu ton per bulan,” ungkap Zulhas.
Namun, penyaluran bantuan ini tidak akan dilakukan pada saat panen raya, yang diperkirakan berlangsung antara bulan Maret dan April 2025, bertepatan dengan bulan Ramadan dan Idul Fitri 1446 Hijriah.
“Puncak panen diperkirakan pada Maret-April, jadi kami tidak akan melakukan penyaluran bantuan pangan pada periode tersebut,” tambah Zulhas.
Penghentian sementara penyaluran bantuan pangan beras dan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) akan dilakukan untuk menjaga kestabilan harga gabah petani saat panen raya.
“Kami tidak ingin saat panen terjadi SPHP atau pembagian beras, karena itu dapat mengganggu harga,” tegas Zulhas.
Simak Juga: Bantuan Pangan Beras Tidak Akan Disalurkan Selama Ramadan dan Lebaran